Jumat, 26 Oktober 2012

Windows 8 Resmi Diluncurkan


Windows 8 resmi diluncurkan pada Kamis (25/10/2012). Salah satu lokasi peluncurannya, yang dilakukan secara global di beberapa wilayah, adalah di Singapura.
"Dengan meluncurkan Windows 8, Microsoft berarti tengah membuka konsep ulang Windows kepada dunia," kata Presiden Microsoft Asia Pasifik, Tracey Fellow.
Dia menambahkan, pengguna Windows 8 dapat membuat atau menggunakan konten dalam satu peranti (device) tanpa harus bertukar ganti seperti pengalaman selama ini. Pengguna dapat dengan nyaman bermain game sekaligus mencari kesenangan melalui satu tablet, misalnya.
Chief Operating Officer at Microsoft Asia-Pasifik Andrew Pickup menambahkan, para pengguna komputer semakin menginginkan aplikasi dan peranti yang ringkas. Mereka tidak lagi membutuhkan dua atau tiga peranti, cukup satu.
Peluncuran Windows 8 disambut rekanan Microsoft, seperti Asus, Acer, Dell, Fujitsu, HP, Lenovo, LG, Samsung, Sony, and Toshiba. Mereka telah menyediakan lebih dari 50 jenis peranti (device) baru yang menggunakan Windows 8. Secara global, lebih dari 1.000 device siap mengaplikasikan Windows 8.
Windows Store segera tersedia di 231 pasar di seluruh dunia, termasuk Australia, Kamboja, China, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Di Asia, Kecepatan Internet Indonesia Paling Lambat



Menurut hasil laporan dari Akamai, rata-rata kecepatan Internet di Indonesia paling rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada di Asia Pasifik.

Rata-rata kecepatan Internet di kuartal 2 tahun 2012 ini hanyalah 0,8 Megabit per detik atau setara dengan sekitar 100 Kilobyte per detik.

Walaupun begitu, kecepatan Internet di Indonesia di kuartal ini meningkat 7,2 persen dari kuartal lalu dan meningkat 20 persen dari tahun lalu.

internet
(gambar: Akamai)


Pemilik kecepatan Internet tertinggi di wilayah Asia-Pasifik adalah Korea Selatan. Di negeri K-Pop tersebut, para pengguna rata-rata menggunakan Internet dengan kecepatan 14,2 Megabit per detik atau setara dengan 1,817 Kilobyte per detik.

Negara-negara tetangga Indonesia, seperti Singapura dan Malaysia, memiliki ranking yang lebih baik untuk masalah kecepatan Internet. Rata-rata pengguna di Singapura dan Malaysia dapat mengakses Intenet dengan kecepatan 5,1 Megabit per detik (652 kilobyte per detik) dan 2,2 Megabit per detik (281,6 kilobyte per detik).

Menurut Chairman Mastel, Setyanto P Santosa, koneksi Internet di Indonesia lambat karena Indonesia salah kaprah dalam menetapkan broadband. 

"Sekitar 95 persen koneksi internet di Tanah Air masih memakai koneksi wireless, sisanya memakai kabel. Indonesia itu salah kaprah," kata Setyanto.

Menurutnya, teknologi wireless itu didesain untuk low traffic. Namun, di Indonesia, koneksi itu malah digunakan untuk traffic tinggi. Akibatnya, koneksi internet di Indonesia terkesan lambat. 

Padahal, kata Setyanto, sebagai negara berkembang, justru koneksi fixed broadband yang harus diperbesar, bukan malah koneksi wireless.


Hubungan Apple dan 666


Hubungan Apple dan 666

Apple tengah disorot pemeluk kristen Orthodox di Rusia karena menggunakan logo yang bermakna dosa. Namun tahukah Anda bahwa Apple memiliki keterkaitan lain dengan hal berbau dosa dan setan.

Produk pertama mereka, Apple 1, ternyata dijual kepada publik dengan harga USD 666,66. Tentu hal ini mengejutkan karena simbol angka 666 menurut banyak cerita dikaitkan sebagai simbol setan. Pemilihan 666 sebagai harga produk pertama Apple tentu menjadi pertanyaan.

Logo 666 banyak disimbolkan sebagai lambang setan, apalagi pada masa modern ini. Banyak sekali film dan novel yang menggunakan referensi angka 666 untuk melambangkan setan.

Hal ini menjadi pertanyaan besar mengingat logo Apple juga digugat karena memiliki makna dosa. 

Adakah kesengajaan Apple memilih angka 666 sebagai produk pertama mereka?

Source: Mashable

Jumat, 19 Oktober 2012

Logo Apple adalah simbol dosa?

Logo Apple adalah simbol dosa?


Suatu berita mengejutkan datang beberapa waktu lalu. Menurut beberapa pemeluk agama Kristen Ortodok di Rusia, logo Apple merupakan simbol dari dosa.


Cnet (18/10) melaporkan bahwa beberapa pemeluk agama Kristen ortodok di Rusia mengatakan bahwa logo buah apel yang tergigit dan digunakan oleh Apple Inc tersebut adalah penyimbolan dari dosa. Bahkan beberapa sumber di internet mulai dari situs resmi sampai blog juga banyak mengulas hal yang serupa.



Rata-rata tulisan yang beredar tersebut mengatakan bahwa logo Apple tersebut adalah penyimbolan dari dosa (dosa yang dibuat Adam dan Hawa ketika memakan buah terlarang/buah pengetahuan) sampai dengan menghubung-hubungkan dengan iblis atau setan.



Oleh karena menyeruaknya masalah logo Apple yang identik dengan dosa ini, sebuah hukum anti-penghujatan sedang digarap di parlemen Rusia yang intinya bertujuan untuk melarang Apple menjual produknya di Rusia apabila masih menggunakan logo tersebut.



Sampai saat ini, pihak Apple masih belum memberikan tanggapan atas tudingan penggunaan simbol dosa itu. 

Senin, 08 Oktober 2012

Benarkah Perempuan Gaptek ?



Di era informasi dan teknologi seperti sekarang ini, anggapan bahwa perempuan gaptek alias gagap teknologi masih kerap terdengar. Benarkah? 

"Sejauh ini sih perempuan memang gaptek ya untuk level ibu rumah tangga biasa. Gapteknya sejauh mana? Kalau ditanya apakah mereka kenal komputer? Nggak. Pernah pegang? Apalagi. Internet juga gak," kata penggiat ICT Women Nurlina Purbo.

Dikatakan Lina, demikian dia akrab disapa, hingga saat ini masih banyak orang jika berbicara teknologi informasi maka anggapan mereka hanya tertuju pada komputer dan internet.

Menariknya, banyak di antara ibu-ibu yang ditemuinya mengaku tidak kenal komputer dan internet namun telah terkoneksi dengan Facebook. 

"Jadi paradigmanya perempuan itu (berpikir) ah gak bisa saya gak pernah pegang. Tapi kenyataannya Facebook dia bisa," jelasnya memberi contoh.

Menurutnya, mereka tidak tahu kalau mengakses Facebook mengggunakan internet. Mereka tidak sadar jika sebenarnya sudah berada di lingkungan teknologi informasi.

Berbicara soal ibu rumah tangga, Lina mengklasifikasikannya menjadi lima level yakni ibu rumah tangga biasa, ibu rumah tangga yang berbisnis, ibu rumah tangga yang bekerja online dari rumah, yang bekerja kantoran dan level yang sudah 'berumur'.

Kalangan ibu rumah tangga biasa ini yang menjadi perhatian khusus Lina dan timnya memberikan pelatihan keterampilan IT. Mereka ini yang menurut Lina kebanyakan gaptek namun justru punya keinginan kuat untuk belajar.

"Ibu-ibu muda yang baru-baru lulus SMA, rangenya sekitar 16 sampai 50 tahun itu masih mau belajar. Kalau sudah 50 tahun ke atas biasanya nenek-nenek itu males ya. Tapi beberapa ada juga yang mau belajar," ujarnya. detikinet